Thursday, May 14, 2015

KUNCI PERBUATAN BAIK

Sebagian orang melihat seorang pengemis, menjadi cepat marah dan jika mereka memilki ilmu yang kering, mereka mengatakan kepada pengenis itu tentang agama mereka tentang meminta-minta.Memanfaatkan maulviyat mereka bahkan mereka berkata kasar. Alangkah menyedihkannya, orang-orang itu tidak mengerti dan sesungguhnya mereka sepertinya sama sekali tidak dapat mengerti. Pengertian ajaran itu diberikan kapada orang baik dan yang berhati bersih. Mereka tidak menyadari seorang pengemis, terlepas dari kenyatan bahwa dia adalah orang bercukupan yang pergi untuk mengemis, dia berdosa kepada dirinya sendiri, tetapi tidak ada dosanya memberikan sesuatu padanya. Bahkan hadis banyak meriwayatkan kepada kita bahwa jika seseoarang datang meinta kepada-mu dan dia menunggang kuda, kamu harus memberikan sesuatu kepadanya. Al-Quran mengatakan:”wa ammassa ilaa fala tanhar” : janganlah kamu memaki pengemis. Disini tidak disebut pengemis macam apa yang tidak dimaki dan pengemis macam apa yang boleh dimaki.

Kalian harus ingat untuk tidak pernah memaki seorang pengemis, karena dengan berbuat demikian menumbuhkan pohon keburukan moral. Setanlah yang ingin menjauhkan kalian dari kebajikan dengan membuat kalian jengkel kepada pengemis, dia(setan) ingin membuat kalian mewarisi keburukan.

Berbuatlah satu kebaikan dan kalian akan mendapati bahwa kalian terdorong meneruskannya dengan amal baik yang lain. Demikian juga jika kalian melakukan satu perbutan buruk, kalian akan menjahukannya dengan perbuatan buruk lainnya. Hal itu seperti satu benda menyerap benda lain. Proses penyerapan satu benda oleh benda lainnya terjdi dalam seluruh perbuatan manusia,demikian Tuhan telah menakdirkan. Jika manusia akan menunjukkan kebaikan kepada pengemis dan dengan demikian akan membuat kebaikan moral, dia akan mampu melakukan amal baik lainnya dan itulah dia akan mampu memberikan sesuatu kepada pengemis itu.

Moral yang baik adalah kunci perbuatan baik yang lain dan mereka yang tidak menjaga moral tetap baik, akhirnya menjadi kosong sama sekali dari perbuatan baik. (Tulisan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dalam Malfuzat,Vol.II.hal.75)

0 comments:

Post a Comment